Selasa, 19 Juni 2012

MUSEUM RANGGAWARSITA Rekam Jejak Sejarah Kebudayaan Jawa Tengah

"Saiki jamane jaman edan, yen ra edan ra keduman" merupakan salah satu kalimat yang sangat terkenal dan masih sering didengungkan hingga kini. Kalimat yang berarti "sekarang jaman gila, yang tidak ikut gila tidak akan mendapatkan bagian" merupakan penggalan dari Serat Kalatidha yang ditulis oleh Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1860. Sebagai pujangga besar yang karya-karyanya menginspirasi banyak orang, nama Ranggawarsita diabadikan menjadi nama Museum Negeri di Jawa Tengah yang menyimpan koleksi benda-benda sejarah, arkeologi, geologi, numismatik, dan budaya Jawa.
Sebagai tempat konservasi sekaligus tempat untuk belajar tentang sejarah kehidupan dan kebudayaan Jawa, Museum Negeri Ranggawarsita menyimpan puluhan ribu koleksi yang tertata apik baik di dalam maupun di luar ruangan. Memasuki ruang pamer, YogYES disambut gunungan kayu atau gunungan blumbungan yang dipopulerkan oleh Raden Patah pada abad 15. Gunungan yang menggambarkan alam semesta, manusia, dan lingkungannya merupakan simbol filosofi masyarakat Jawa. Gunungan yang juga melambangkan babak baru dalam cerita seolah menjadi gerbong pembuka kisah yang dirangkai di Museum Negeri Ranggawarsita.
Koleksi museum disusun berdasarkan periodisasi waktu, mulai dari proses terbentuknya planet dan alam semesta, hewan dan manusia purba, sejarah peradaban yang muncul di Indonesia dan Jawa Tengah pada khususnya, hingga kebudayaan masa kini. Salah satu koleksi yang sering mengundang decak kagum adalah koleksi emas yang terdiri dari aneka perhiasan hingga benda-benda sarana upacara keagamaan serta mata uang. Tak hanya itu, Museum Negeri Ranggawarsita juga memiliki koleksi wayang yang sangat beragam mulai dari wayang kulit, wayang beber, wayang krucil, wayang kayu, wayang potehi, hingga wayang kontemporer.
Saat sedang mengamati koleksi wayang dan larut dalam keheningan museum, mendadak ruangan berubah menjadi gaduh dan riuh. Rupanya ada ratusan anak Sekolah Dasar yang datang guna belajar tentang budaya. Dengan penuh antusias mereka berdesakan melihat aneka koleksi yang ada di dalam kotak kaca. Menyaksikan hal tersebut sebuah senyum tersungging dan perasaan bahagia memenuhi rongga hati. Semoga museum tak lagi menjadi gudang penyimpanan benda-benda usang, namun benar-benar menjadi tempat belajar dan memahami jati diri suatu bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Buat yang Klik Suka di Bawah Ini !!!